YOU NEED MORE FANS?
I NEED MORE STAGE.
Judul sebuah zine atau newslater dari yokyakarta kalau tidak salah, judul yang sangat bagus.
Dimana kebanyakan orang beranggapan bahwa sebuah kesenian yang dipentaskan atau dipertontonkan adalah untuk menjulang profit sebanyak banyaknya, dengan pandainya melihat pasar disini berisi manusia manusia konsumen kesedihan dan kesenangan palsu hingga akhirnya mengenyampingkan efek utama untuk apa seni itu dibuat. Karbit semakin laris,natural tak lagi ideal. Panggung panggung besar nan gagah hanya bisa berdiri jika termodali oleh korporat,parpol dan aparat. Kang paijan dan mbok katinem hanya termenung didepan layar menonton akademi pencarian bakat dengan para juri yang gemar mempermalukan diri. Karena tak ada lagi ludruk, jarangnya pementasan wayang, dan matinya kerukunan tetangga oleh moderenisasi. Di alun alun tak ada lagi pentas yang murni untuk rakyat, diganti dengan dugem dan anak muda yang sibuk memamerkan koleksi kendaraan dan baju teranyarnya. Dimana panggung panggung kecil? Dimana pelaku seni? Apa senimu hanya keluar dari alat kelamin?
Tapi tak apa, diluar yang nampak dilayar, diluar yang sering diberitakan, diluar yang disokong oleh korporat,parpol dan aparat, masih ada pelaku pelaku yang menciptakan panggung panggung kecil beserta lingkungannya sendiri. Yang tak diakui sebagai seniman tai babi mereka tak peduli. Yang pasti, warna,bentuk dan nada masih ada yang dituangkan sebagaimana mestinya.
"Jika tidak ada yang mengajakmu manggung,bikin panggung sendiri. Jika tidak ada yang memberimu ruang untuk menyampaikan,bikin mediamu sendiri. Jika mereka menolakmu karena beda,bikin lingkunganmu sendiri. Tidak ada sesuatu yang membatasi sebuah kejujuran kecuali nuranimu sendiri. Memilih bertahan atau melacurkan."
~lurah pawon
#seniadalahprotes
I NEED MORE STAGE.
Judul sebuah zine atau newslater dari yokyakarta kalau tidak salah, judul yang sangat bagus.
Dimana kebanyakan orang beranggapan bahwa sebuah kesenian yang dipentaskan atau dipertontonkan adalah untuk menjulang profit sebanyak banyaknya, dengan pandainya melihat pasar disini berisi manusia manusia konsumen kesedihan dan kesenangan palsu hingga akhirnya mengenyampingkan efek utama untuk apa seni itu dibuat. Karbit semakin laris,natural tak lagi ideal. Panggung panggung besar nan gagah hanya bisa berdiri jika termodali oleh korporat,parpol dan aparat. Kang paijan dan mbok katinem hanya termenung didepan layar menonton akademi pencarian bakat dengan para juri yang gemar mempermalukan diri. Karena tak ada lagi ludruk, jarangnya pementasan wayang, dan matinya kerukunan tetangga oleh moderenisasi. Di alun alun tak ada lagi pentas yang murni untuk rakyat, diganti dengan dugem dan anak muda yang sibuk memamerkan koleksi kendaraan dan baju teranyarnya. Dimana panggung panggung kecil? Dimana pelaku seni? Apa senimu hanya keluar dari alat kelamin?
Tapi tak apa, diluar yang nampak dilayar, diluar yang sering diberitakan, diluar yang disokong oleh korporat,parpol dan aparat, masih ada pelaku pelaku yang menciptakan panggung panggung kecil beserta lingkungannya sendiri. Yang tak diakui sebagai seniman tai babi mereka tak peduli. Yang pasti, warna,bentuk dan nada masih ada yang dituangkan sebagaimana mestinya.
"Jika tidak ada yang mengajakmu manggung,bikin panggung sendiri. Jika tidak ada yang memberimu ruang untuk menyampaikan,bikin mediamu sendiri. Jika mereka menolakmu karena beda,bikin lingkunganmu sendiri. Tidak ada sesuatu yang membatasi sebuah kejujuran kecuali nuranimu sendiri. Memilih bertahan atau melacurkan."
~lurah pawon
#seniadalahprotes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar